Nama saya
Karena beberapa bulan kemudian pada saat ibu melahirkan saya, ibu meninggal dunia.
Daddy – begitulah panggilan saya terhadap ayah. Karena kasihnya kepada ibu, Daddy tidak pernah mau menikah lagi. Saya dibesarkan hanya oleh Daddy Dan Nenek saya, Dan setiap malam Natal sudah merupakan tradisi bagi Daddy untuk selalu mengalunkan lagu kesayangannya “The Last Waltz”, sambil mengingat Ibu. Ketika saya berusia
Sejak saat itu, setiap malam
Pada saat tersebut, saya benar-benar merasa seperti juga sang putri dalam kisah Cinderella yang sedang menari dengan sang pangeran. Daddy mengasihi saya sehingga hampir semua permohonan saya selalu dikabulkan olehnya, IA benar-benar mengabdikan hidupnya hanya untuk saya seorang.
Seharian Daddy harus bekerja di kantor, jadi satu-satunya yang membimbing saya di rumah adalah Nenek, hal ini mengakibatkan saya terlibat pergaulan bebas, Dan akhirnya mulai ketagihan narkoba. Hampir setiap Hari saya pulang ke rumah setelah jauh malam.
Walaupun demikian Daddy selalu menunggu kedatangan saya dengan sabar IA baru bisa tidur setelah saya berada di rumah kembali. Bahkan pada malam
Karena kebutuhan saya akan narkoba semakin meningkat, maka akhirnya saya mencuri uang tabungan yang seyogianya untuk masa tuanya Daddy, Dan melarikan diri ke
Pada Hari-Hari pertama saya tinggal numpang di rumah Om saya, Dan ternyata mencari pekerjaan di Jakarta itu tidaklah mudah, sehingga akhirnya saya terpaksa melamar bekerja di klab malam “Blue Ocean” sebagai pramuria. Kalau dahulu saya menari dengan Daddy, di
Bersedia untuk menemani mereka tidur di hotel.
Setelah satu bulan saya berada di
Sudah lebih dari satu tahun saya di Jakarta, tumpukan surat yang dikumpulkan sudah Ada beberapa dus semuanya saya simpan dengan rapi, hanya sayangnya ini hanya sekedar pajangan saja bagi saya, karena saya tidak berani Dan mau membukanya. Saya tidak ingin mengetahui bahwa gadis kesayangannya Daddy, gadis yang sedemikian IA banggakannya, telah menjadi seorang pramuria, seorang prostitusi, bahkan sudah menjadi pencandu berat narkoba.
Beberapa Hari sebelum
Gambaran yang diberikan adalah Daddy sendiri yang telah khusus datang ke
Ini kali saya sudah tidak tahan lagi untuk membukanya, dengan air Mata yang turun berlinang saya baca
Setelah membaca
Hari itu juga saya langsung mengambil keputusan untuk pulang ke rumah. Karena menjelang
Setibanya saya dirumah, saya langsung dipeluk dengan erat oleh Daddy, air matanya turun berlinang dengan deras membasahi kepala saya. Dengan suara terisak-isak Daddy bertanya sekali lagi: “Maukah
Daddy tidak berkata sepatah katapun juga, IA hanya pergi memutar lagu kesayangannya “My Last Waltz”, Dan memeluk saya dgn penuh kasih untuk mengajak saya menari seperti pada Hari-Hari Natal sebelumnya , hanya ini kali diiringi oleh irama lagu, juga oleh tetesan air mata yang turun berderai.
Tanpa saya ketahui, sejak Daddy ditinggal oleh saya, ia sering begadang menunggu dan mengharapkan kedatangan saya kembali, di samping itu karena rasa duka yang sedemikian mendalamnya, sehingga akhirnya ia jatuh sakit kanker, dua minggu setelah Natal Daddy menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Rupanya ia mengetahui bahwa bahwa hari-hari terakhirnya telah mendekati, oleh sebab itulah ia telah memaksakan diri, walaupun dalam keadaan sakit sekalipun juga khusus untuk mengantarkan surat bagi saya ke Jakarta, hanya untuk mewujudkan keinginannya yang terakhir dimana ia bisa mendapatkan kesempatan sekali lagi menari dengan putri kesayangannya. Masih terngiang-ngiang dikuping saya lirik dari lagu kesayangannya “The Last Waltz”
.
A little girl alone and so shy
I had the last waltz with you
Two lonely people together
I fell in love with you
The last waltz should last forever
But the love we had was goin' strong
Menjelang Natal ini, banyak sekali orang tua yang mengharapkan dan menunggu kedatangan dari anak-anaknya. Bagaimanapun keadaan dan situasi Anda pada saat sekarang ini, orang tua kita bisa menerima kita apa adanya, dengan segala kelemahan maupun kelebihan kita, terlebih lagi mereka tidak mau mengingat kesalahan-kesalahan kita di masa lampau, yang mereka inginkan
hanya satu saja ialah dapat melihat dan memeluk putera dan puterinya kembali. Berapa lama lagi Anda akan menyuruh mereka menunggu ? Datang Dan kembalilah sebelum terlambat ! Kalau keadaan tidak memungkinkan, telponlah mereka sambil mengatakan:
I love you Mom & Dad
Merry Christmast
Renungkanlah: Apabila kita manusia yang penuh dosa bisa mengasihi sedemikian rupa, betapa lebih besar kasih Allah, sang Bapa yang tanpa dosa dan yang tidak pernah memikirkan diri sendiri, mengasihi kita ? (Matius 7:11)
Ya, Bayi Suci di Betlehem,
belailah kami dengan tangan-Mu yang mungil,
peluklah kami dengan lengan-Mu yang kecil, tembuslah hati kami dengan
tangis-Mu yang lembut dan manis.
Datanglah kepada kami, tinggallah bersama kami,
Ya Tuhan Emmanuel
Amin
Maranatha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar