Ini adalah sebuah gambaran kehidupan,
> yang aku rasakan selama ini, dimana,
> telah lama saya merasakan, bahwa hati
> manusia, kini telah berubah, menjadi
> dingin dan beku. tapi sebuah peristiwa, yang terjadi beberapa tahun
> yang lalu, telah membuktikan pada diriku, bahwa pandanganku selama ini
> akan hal itu, adalah suatu kesalahan yang besar.
> Seperti hari - hari biasanya, aku sibuk seharian ditoko kecilku,
> melayani para pelanggan disekitar daerah tokoku. dan saat jam
> didinding menunjukkan pukul 01. 30 pagi, aku memutuskan untuk menutup
> toko. namun, tak lama setelah menutup toko, dan bersiap - siap untuk
> kembali ke rumahku, terdengar bunyi dering bell, dari depan toko. aku
> cuma berguman dalam hatiku saat itu "
> huh...dasar kelelawar malam, bukannya
> dari tadi sebelumnya datang belanja ".
> dan dengan wajah yang sedikit ketus,
> aku menuju pintu depan. namun, saat aku membuka pintu, mataku melihat
> seorang gadis kecil berusia kira - kira 16 tahun. gadis itu sangat
> terlihat kumal dengan pakaian yang sudah usang. saat aku menatap
> matanya, dia kemudian mengangkat kedua tangannya, dengan menggenggam
> sebuah kertas, yang bertuliskan " aku benar - benar minta maaf jika
> aku telah mengganggu anda, dan akupun tak dapat berbicara. namun,
> bolehkah aku memohon bantuanmu? ".
> Aku kemudian mengangguk, tanda mengerti maksudnya. aku kemudian
> mengeluarkan beberapa uang receh dari kantong celanaku. namun, apa
> yang terjadi?
> gadis kecil itu menolaknya dengan
> halus. dia kemudian menunjuk tumpukan
> kardus bekas didalam tokoku. ternyata, dia membutuhkan kardus - kardus
> bekas itu. aku kemudian mengangguk lagi, tanda mengerti maksudnya.
> kemudian aku mengumpulkan kardus - kardus bekas itu, untuk diberikan
> kepadanya. dan dari sejak itu, setiap jam 01.30 pagi, dia selalu
> datang ketokoku, untuk meminta hal yang sama. dan setelah beberapa
> minggu, tanpa aku sadari, aku telah menjalin hubungan persahabatan
> dengannya.
> Namun, aku masih menyisakan pertanyaan didalam hatiku, mengenai
> kedatangan dia setiap jam 01. 30 pagi. dan dengan perasaan ingin tahu,
> saat dia datang ke tokoku seperti biasanya, aku menuliskan
> pertanyaanku disebuah kertas, dan menunjukkan padanya " mengapa engkau
> mengumpulkan kardus - kardus bekas itu?
> apakah kedua orang tuamu tidak
> khawatir, kalau engkau berjalan
> sendirian, dalam jam - jam ini? ".
> kemudian dia meminta secarik kertas dan sebatang pensil padaku, untuk
> menuliskan jawaban dari pertanyaanku kepadanya. dan, ternyata, jawaban
> yang dia berikan, sepertinya telah membuka tabir masa lalunya, yang
> amat sangat menyakitkan. dengan kucuran air mata di pipinya, dia
> menuliskan jawaban pertanyaanku tersebut.
> Aku merasa tersentak dan tersentuh hati kecilku. dalam hatiku, aku
> berguman "
> Ya Tuhan, betapa besarnya derita, yang dia harus tanggung dalam
> usianya saat ini. sebelum ibunya melahirkan adiknya, ayahnya telah
> lebih dulu " menemui "
> Engkau. dan beberapa lama setelah
> adiknya tak menyusui lagi, sang ibu pun menelantarkan mereka dan pergi
> entah kemana. gadis cilik yang bisu ini, harus berjuang sendirian,
> untuk membiayai hidupnya dan adiknya, yang masih sangat kecil. tak ada
> pekerjaan lain, yang bisa dia lakukan lagi, selain hanya mengumpulkan
> kardus - kardus bekas, untuk dijual, demi untuk membeli sesuap nasi,
> untuk dirinya, dan adiknya, yang masih sangat kecil tersebut ".
> Aku merasakan kepedihan yang amat
> sangat dari dalam hatiku. seolah -
> olah, aku ingin menangis dan menjerit
> sekeras - kerasnya, saat dimana, aku
> merasa hidupku, sudah termasuk sangat
> beruntung sekali selama ini, namun,
> ternyata aku tak pernah mengucap
> syukur. dan saat ini, Engkau
> menunjukkan padaku, kisah perjalanan
> hidup, seorang gadis kecil, yang amat
> sangat menyakitkan. dimana, dalam
> usianya yang masih sangat muda saat
> ini, dia harus berjuang sendirian, demi meneruskan hidupnya dan adik
> kecilnya, dan tak mengenal kata menyerah, pada kerasnya tuntutan hidup
> ini.
> Sejak saat itu, setiap kali aku
> mengumpulkan kardus - kardus bekas,
> untuk diberikan kepadanya, aku
> memasukkan beberapa bungkus roti dan
> beberapa botol air mineral, dengan
> harapan, paling tidak, aku bisa sedikit membantu, untuk meringankan
> beban hidupnya. selama ini, aku memang tidak pernah mengucap syukur
> pada Tuhan, namun, tapi paling tidak, biarlah aku masih bisa membantu
> gadis cilik ini, untuk meringankan beban hidupnya. dan entah kenapa,
> hatiku menggerakkan badanku juga, untuk mencarikan bantuan, dari pihak
> - pihak lain, yang bersedia mengulurkan tangannya, untuk membantu sang
> gadis cilik ini, yang telah membuka mataku, akan pahitnya kehidupan
> ini.
> Dan selang beberapa minggu, sang gadis cilik tersebut, tidak pernah
> datang lagi ke tokoku seperti biasanya. dalam hatiku, aku merasakan
> kekhawatiran yang amat sangat. penuh pertanyaan didalam batinku,
> memikirkan kemungkinan apakah yang terjadi atas dirinya. apakah ada
> malapetaka, apakah dia sedang sakit, dan masih banyak lagi, pertanyaan
> - pertanyaan lainnya. dalam hatiku pun, aku masih sempat berguman " Oh
> Tuhan, kenapa aku sebelumnya tidak ingat, untuk menanyakan alamatnya?
> sehingga aku tak tahu dimana ia tinggal, dan akupun tak bisa
> mengunjunginya.
> Dan ketika suatu hari, aku hendak
> menutup tokoku, aku menemukan sebuah
> amplop, yang bertuliskan namaku.
> kemudian aku membuka amplop itu, dan
> dalam secarik kertas, tertulis " Kak,
> terima kasih banyak ya, atas bantuan
> kakak selama ini. aku dan adikku saat
> ini, telah menjadi anak angkat, dari
> sebuah keluarga yang baik dan saat ini, kehidupan kami telah berubah.
> aku benar - benar minta maaf, jika selama ini, aku telah banyak
> menyusahkan kakak. aku tidak akan pernah bisa membalas kebaikan kakak,
> namun dalam doaku selama ini, nama kakak telah aku sampaikan kepada
> Bapa disurga, dan biarlah Bapa sendiri, yang akan membalas kebaikan
> kakak selama ini. dan sekali lagi, terima kasih banyak ya kakak ".
> Sepucuk
> telah mengalir dengan deras di pipiku. dan sekarang aku telah sadar,
> bahwa ternyata, cinta itu, masih memiliki tempat dibumi. kemudian aku
> menyimpan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar